2016/02/22

Lampu merah dan binatang hutan




Inisiatif Lester Farnsworth Wir untuk membuat lampu merah yang berawal dari kejadian tabrakan antara mobil dan kereta kuda perlu diapresiasi. Meskipun sebelumnya sudah ada sinyal stop dan go tapi tidak efektif bahkan pernah meledak yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan sejak saat itu tidak pernah lagi dipakai kecuali lampu merah karya Lester Farnsworth Wir yang berjejer disetiap persimpangan jalan dilondon lalu berkembang keseluruh dunia.

Lampu merah dibuat untuk dipatuhi serta untuk mengatur lalu lintas agar tidak menyebabkan kekacauan dan tabrakan yang mengakibatkan korban jiwa ataupun kerugian materi. Lalu bagaimana binatang dihutan. Bukankah tanpa lampu merah lalu lintas dihutan tetap aman, tidak ada tabrakan maupun korban jiwa. Jika itu terjadi bukankah aneh tapi lebih aneh mana apabila dihutan ada lampu merah untuk mengatur lalu lintas dihutan. Pasti ada kemacetan seperti dikota.

Berlanjut kekota. Meskipun saat ini lampu merah berjejer dipersimpangan kota tapi masih saja ditemukan korban jiwa dipersimpangan lampu merah. Sebut saja tabrakan mobil dengan mobil, mobil dengan motor, motor dengan motor, motor dengan gerobak sayur, gerobak sayur dengan mobil bahkan pejalan kakipun ditabrak. Sungguh tragis.

Tidak lain penyebabnya adalah melanggar ketentuan lampu merah. Merah yang menjadi tanda berhenti sering kali tidak dipedulikan. apalagi lampunya baru menyala dari lampu kuning pasti tancap gas. Belum lagi Zebra Cross jalur pejalan kaki yang sering terlampaui. Ampun, pengedara dikota keterlaluan.

Berbeda dengan pengedara dihutan yang selalu tertib dengan jalannya, tidak mau menabrak. Aman dan sentosa. Lihatlah, tidak pernah kita melihat gajah bertabrakan dengan monyet, monyet bertabrakan dengan babi hutan, babi hutan bertabrakan dengan hutan, hutan ditabrak hutan. Tidak pernah karna mereka tau mana jalan meraka, mana yang harus dilalui, mana yang tidak boleh dilalui. Mereka berjalan sesuai jalannya, tidak melanggar apalagi tidak sabaran.

Dikota? Jangan ditanya. Manusianya tidak pernah sabaran, selalu melanggar padahal mempunyai akal berbeda dengan binatang yang tidak punya akal sama sekali. Jadi kalau ada manusia yang tidak tau jalannya dan melanggar lampu merah. Lebih parah mana dia dari pada binatang hutan.

No comments:

Post a Comment