Indonesia
sebagai bangsa majemuk dan atau multikultural (keberagaman kebudayaan). yang
ditandai dengan perbedaan-perbedaan seperti keyakinan, bahasa, budaya, ras dan sebagainya.
adalah sebuah anugrah tuhan yang Maha Esa yang harus disyukuri. karna
keberagaman dan dengan khazanah yang dimilikinya. bangsa Indonesia terlihat spektakuler dimata dunia.
Saya sangat mengagumi keanekaragaman budaya
dan etnis yang ada di Indonesia ujar Janos Ade, Presiden Hongaria. pada saat jamuan
makan malam bersama Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. di
Budapest, Hongaria. (7-03-2013).
Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa
dengan kultur yang berbeda-beda dan Indonesia harus bangga dengan itu. tulis Elizabeth Pisani, dalam bukunya “Indonesia Etc: Exploring the Improbable Nation”.
Tak
ketinggalan. para
sarjana, Cendekiawan, peneliti, seniman, dan budayawan asing, seperti Colin
McPhee, Jaap Kunst, Jenifer Lindsay, Dieter Mack dan yang lainnya. mengabdikan
diri untuk memberikan perhatian dan kontribusinya dalam melestarikan kekayaan
budaya bangsa Indonesia.
Untuk itu. Bangsa Indonesia mesti
menjaga semangat Bhineka Tunggal Ika dalam menyikapi perbedaan sebagai bentuk
mempertahankan Multikulturalisme dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. Lebih
dari itu, mensyukuri Keberagaman Multikultural adalah segalanya bagi bangsa Indonesia.
Azyumardi Azra. Mendefenisikan Multikulturalisme
sebagai pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai
kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas
keragaman, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang
kemudian diwujudkan dalam “politics of recognition”.
Sedangkan Bhineka Tunggal Ika yang
berarti “Walaupun berbeda-beda namun tetap satu” sudah menjadi temeng persatuan
dan kesatuan bangsa ini sejak semboyan tersebut dikemukan oleh Mpu Tantular
dalam kitabnya Sutasoma. Yang kemudian diajukan Soekarno kepada Founding Father
lainnya sebagai semboyan resmi NKRI (Negara kesatuan Republik Indonesia).
didalam perkembanganya. Bhineka
Tunggal Ika memang mampu menjaga persatuan dan kesatuan dalam kurung waktu yang
tidak singkat hingga pada saat awal-awal kemerdekaan. Namun, setelah
orde baru berkuasa. PIK (Pusat Informasi
Kompas), dan PDAT (Pusat Data dan Analisa Tempo), mengemukakan bahwa telah terjadi
konflik yang mengatasnamakan Agama dan Etnis. Jumlahnya tidak
tanggung-tanggung. Mencapai 180 kasus (1995
–2004). Yang bila digenapkan, konflik antar Agama dan Etnis terjadi setiap
sekali sebulan dan jumlah tersebut akan terus meningkat. tak terkecuali konflik
diTolikara, Papua. baru-baru ini.
Penting
untuk direnungi mengapa konflik-konflik Kultural bisa dan terus terjadi kembali
dinegeri ini. Jika persoalan ini tidak ditanggapi dengan serius maka monokulturalisme
akan menggerogoti bangsa ini. tidak dipungkuri, NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia) akan terpecah bela menjadi
negara-negara baru dan atau dijajah bangsa lain sesuai Pendapat ahli Filsafat
Islam, Alaidin Koto.
Seiring
itu. dari perjalanan bangsa Indonesia yang bisa hidup tentram dalam Keberagaman.
dapat disimpulkan bahwa penyebabnya bukanlah karna Keberagaman itu sendiri
tetapi konflik multikultural yang terjadi,
disebabkan karna hilangnya semangat dalam menanamkan dan
mengaktualisasikan nilai serta
prinsip Bhineka Tunggal Ika disetiap
jiwa masyarakat Indonesia. Tak terlepas, menjadi tanggungjawab bersama. baik
pemerintah, Pribadi, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, tokoh adat untuk
mengeksiskan kembali semboyan tersebut sebagai Lokus Pendidikan dalam menyikapi
keberagaman.
Prinsip Bhineka Tunggal Ika
seperti Persatuan kesatuan serta nilai-nilainya yang terkandung didalamnya seperti Toleransi, Nasionalisme , Sepenanggungan dan Multikulturalisme
adalah sebuah semboyan ideologi yang
dapat menyatukan segala keberagaman yang tidak dimiliki semua bangsa didunia
ini.
Munzir Hutami, Guru besar
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Mengatakan bahwa Indonesia
Beruntung Memiliki Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang termaktum disila ke-3
Pancasila. Karna pada saat saya berkunjung kenegara sudan yang sedang terjadi konflik besar dan berlarut. yang diakibatkan
tidak adanya Semboyan atau Ideologi yang menyatukan keberagaman. para Birokrat Sudan lebih dahulu mengatakan
kepada saya, Indonesia Beruntung memiliki Bhineka Tunggal ika. Ujar beliau disuatu
kesempatan dalam Seminar Kebangsaan.
Begitu juga dengan Presiden Paman
Sam, Barack Obama. pada saat berkunjung ke Indonesia mengatakan. Demokrasi Indonesia
berjalan dengan baik karna Indonesia memiliki landasan Multikultural yang
menyatukan yaitu Bhineka Tunggal Ika yang tidak dimiliki bangsa Lainnya
didunia.
Toleransi sebagai nilai pertama
Bhineka Tunggal Ika berarti menghormati
dan menghargai Kebudayaan daerah lain sehingga terciptanya kerukunan dan
kedamain. serta dapat menumbuhsuburkan jiwa
toleransi dalam diri setiap individu. jika Bhinneka Tunggal Ika dipahami dan yakini
akan kebenarannya oleh setiap warga negara Indonesia sebagai landasan kehidupan
berbangsa dan bernegara, serta mau dan mampu mengimplementasikan secara tepat
dan benar maka NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) akan tetap ada, kokoh,
kuat dan bersatu selamanya.
Kedua, Nasionalisme.
didalam semboyan Bhineka Tunggal Ika terdapat semangat persatuan dan kesatuan
yang kuat. Inilah yang akan menjadi temeng dalam setiap kisruh atau konflik
yang mengakibatkan keterancaman kedaulatan berbangsa dan bernagara baik yang
berasal dari dalam maupun Luar negeri.
ketiga , Sepenanggungan. Indonesia sebagai negara Multikultural dan dengan
Cangkupan wilayah Negara yang sangat luas. mulai dari sabang sampai merauke, dan
menjadi negara dengan jumlah pulau terbanyak didunia, yakni 17.504 pulau. serta dengan jumluh peduduk terbanyak ke-4 dunia. tentu
sangat membutuhkah satu sama lain. baik ketika dilanda bencana, membangun fasilitas
umum secara swadaya, belajar keunggulan budaya, suku yang tersebar di Indonesia
hingga akhirnya kita kenal bangsa Indonesia sebagai bangsa Gotong royong.
Terakhir.
Bhineka Tunggal Ika sebagai Landasan Multikultural tentu memiliki nilai
multikultural itu sendiri yakni multikulturalisme. yang memandang segala
keberagaman menjadi sebuah keniscayaan.
Segala keberagaman menjadi sebuah penerimaan yang berujung pada politics
of recognition.
Empat nilai
yang terkandung dalama Bhineka Tunggal ika sangatlah berharga demi kelangsungan
hidup berbangsa dan bernegara, demi menjadi persatuan dan kesatuan, menjaga
kedaulatan negara, perdamain dan masyarakat itu sendiri . Dengan Bhineka
Tunggal ika Multikultural menjadi sesuatu antiklimaks dari keberagaman yang
identik dengan perpecahan seperti dinegara-negara lain. tapi diindonesia,
keberagaman adalah keniscayaan yang patut diteladani bangsa-bangsa didunia.
Menilik
kembali data PIK
(Pusat Informasi Kompas), dan PDAT (Pusat Data dan Analisa Tempo) serta
kenyataan hari ini yang mengambarkan multikultural sebagai isu-isu konflik dan
perpecahan berkembang dan tidak sesuai dengan nilai Bhineka Tunggal ika itu
sendiri. mesti menjadi pertanyaan bersama. mengapa
nilai-nilai Bhineka tunggal Ika yang sangat berharga dan istimewa mulai
ditinggalkan dalam artian luntur dalam pemikiran dan gaya hidup masyarakat
Indonesia.
Pertama.
Bhineka Tunggal Ika tidak dijadikan kurikulum wajib didunia pendidikan terutama
disekolah dasar. Padahal, sekolah adalah tempat perdana untuk membentuk
karakter dasar anak-anak bangsa. disinilah tempat terbaik pemerintah untuk
menanamkan nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika kedalam setiap jati diri anak bangsa.
Kedua. Media
massa. Mempunyai peran penting dalam membangun persepsi masyarakat luas. media
massa harus mampu menyajikan empat pilar kebangsaan yang salahsatunya Bhineka Tunggal
ika dengan baik dan kontinyu. Namun kenyataannya. Media massa hanya menjadi
hiburan semata dan alat politik untuk memainkan perannya masing-masing. ini
semua bisa kita lihat dan sudah menjadi Rahasia Umum.
Ketiga. Sosialisasi
yang kurang tepat. melalui Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Pemerintah mensosialisasikan Bhineka Tunggal Ika
dengan jumlah anggaran yang tidak sedikit. Tapi sosialisasinya tidaklah efektif
karna hanya berlangsung dihotel-hotel, gedung bertingkat, perkotaan dan
sebagainya yang dihadiri orang-orang tertentu distruktur organisasi. bukan
ditengah-tengah masyarakat seperti didesa, dilapangan terbuka yang mudah
dijangkau masyarakat.
Keempat. Globalisasi.
dunia tanpa batas diabad 21 ini sudah terslogan
sendiri secara instan. Gaya hidup asing dengan mudah menjadi budaya
sendiri. Sampai masyarkat Indonesia disibukan dengan Life Style dunia yang bisa berubah seketika. dan akhirnya budaya
sendiri terlupakan termasuk semboyan persatuan dan kesatuan, Bhineka Tunggal
Ika.
Kelima radikalisme.
Sejak era Reformasi gerakan Radikalisme mulai menunjukan eksistensinya karna
sebelumnya diera Orde Baru radikalisme tidak mendapati ruang dan cendrung
bergerak dibawah tanah. Kini, radikalisme semakin menjadi-jadi dan memiliki
massa yang tidak sedikit. baik Gerakan ekstrim kanan maupun kiri. namun
pemerintah terkesan membiarkan gerakan radikalisme padahal vital mengancam
pemahanan masyarakat tentang pilar-pilar Kebangsaan.
Lima
penyebab lunturnya Bhineka Tunggal Ika ini menjadi suatu hal yang krusial bila
dibiarkan berlarut karna nilai-nilai terbaik Bhineka Tunggal ika sukar untuk
diimplementasikan yang berarti mengancam Negara Nesatuan Republik Indonesia.
Karna sudah jelas bahwa Bhineka Tunggal Ika lah yang menjadi landasan Indonesia sebagai bangsa
Multikultural. bukan satu agama yang akhirnya mendiskriminasi agama lain. bukan
satu suku yang akhirnya mendiskriminasi suku lain. buka juga satu budaya yang
menganggap budayanya paling benar untuk menjadi landasan berbangsa. Tapi
Bhineka Tunggal Ika lah yang menjadi landasan Multikultural. Landasan untuk
membangun bangsa, menjaga persatuan kesatuan dan mempertahankan kedaulatan
bangsa.
dilain
waktu. Ir.Soekarno pernah berkata
“Perjuangan kami tidaklah berat karna kami merebut kemerdekaan dari bangsa lain
tapi perjuanganmu akan lebih berat karna menghadapi bangsamu sendiri”.
Perjuangan kita memang lebih berat
karna menghadapi dan mempertahankan
bangsa sendiri. meskipun seperti itu. sejarah telah membuktikan tidak ada yang
tidak mungkin dinegeri yang dikenal sebagai bangsa Gotong Royong. yang rela melawan bangsa penjajah dengan
Semboyannya, rela mempertahankan kemerdekaan dengan Semboyannya, rela menerima
perbedaan, keberagaman agama, suku, budaya, rasa dan bahasanya dengan
semboyannya. tidak ada yang lebih penting bagi bangsa Indonesia asalkan bisa
bersatu dibawah landasanya, Bhineka Tunggal ika.
Maka
berbanggalah menjadi bangsa Indonesia yang mengenyampikan perbedaan dan hidup damai dalam keanekaragaman. lebih dari
itu banggalah memiliki semboyan
Bhineka Tunggal ika sebagai landasan Multikultural. dengan ini bangsa kita
dapat bertahan selamanya dan dengan ini jua lah bangsa kita dikenal dunia.
Bersatu
kita teguh berceria kita runtuh !!
No comments:
Post a Comment