2015/08/19

Menjaga semangat Bhineka Tunggal Ika dalam Mepertahankan Multikulturalisme




Indonesia sebagai bangsa majemuk dan atau multikultural (keberagaman kebudayaan). yang ditandai dengan perbedaan-perbedaan seperti keyakinan, bahasa, budaya, ras dan sebagainya. adalah sebuah anugrah tuhan yang Maha Esa yang harus disyukuri. karna keberagaman dan dengan khazanah yang dimilikinya. bangsa Indonesia  terlihat spektakuler dimata dunia.

Saya sangat mengagumi keanekaragaman budaya dan etnis yang ada di Indonesia ujar  Janos Ade, Presiden Hongaria. pada saat jamuan makan malam bersama Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.  di Budapest, Hongaria. (7-03-2013).

Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa dengan kultur yang berbeda-beda dan Indonesia harus bangga dengan itu. tulis Elizabeth Pisani, dalam bukunya “Indonesia Etc: Exploring the Improbable Nation”

Tak ketinggalan.  para sarjana, Cendekiawan, peneliti, seniman, dan budayawan asing, seperti Colin McPhee, Jaap Kunst, Jenifer Lindsay, Dieter Mack dan yang lainnya. mengabdikan diri untuk memberikan perhatian dan kontribusinya dalam melestarikan kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Untuk itu. Bangsa Indonesia mesti menjaga semangat Bhineka Tunggal Ika dalam menyikapi perbedaan sebagai bentuk mempertahankan Multikulturalisme dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. Lebih dari itu, mensyukuri Keberagaman Multikultural adalah segalanya bagi bangsa Indonesia.
Azyumardi Azra. Mendefenisikan Multikulturalisme sebagai pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam “politics of recognition”.

Sedangkan Bhineka Tunggal Ika yang berarti “Walaupun berbeda-beda namun tetap satu” sudah menjadi temeng persatuan dan kesatuan bangsa ini sejak semboyan tersebut dikemukan oleh Mpu Tantular dalam kitabnya Sutasoma. Yang kemudian diajukan Soekarno kepada Founding Father lainnya sebagai semboyan resmi NKRI (Negara kesatuan Republik Indonesia).

didalam perkembanganya. Bhineka Tunggal Ika memang mampu menjaga persatuan dan kesatuan dalam kurung waktu yang tidak singkat hingga pada saat awal-awal kemerdekaan. Namun, setelah orde baru berkuasa.  PIK (Pusat Informasi Kompas), dan PDAT (Pusat Data dan Analisa Tempo), mengemukakan bahwa telah terjadi konflik yang mengatasnamakan Agama dan Etnis. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung. Mencapai 180 kasus  (1995 –2004). Yang bila digenapkan, konflik antar Agama dan Etnis terjadi setiap sekali sebulan dan jumlah tersebut akan terus meningkat. tak terkecuali konflik diTolikara, Papua. baru-baru ini.

Penting untuk direnungi mengapa konflik-konflik Kultural bisa dan terus terjadi kembali dinegeri ini. Jika persoalan ini tidak ditanggapi dengan serius maka monokulturalisme akan menggerogoti bangsa ini. tidak dipungkuri, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) akan terpecah  bela menjadi negara-negara baru dan atau dijajah bangsa lain sesuai Pendapat ahli Filsafat Islam, Alaidin Koto.

Seiring itu. dari perjalanan bangsa Indonesia yang bisa hidup tentram dalam Keberagaman. dapat disimpulkan bahwa penyebabnya bukanlah karna Keberagaman itu sendiri tetapi konflik multikultural yang terjadi,  disebabkan karna hilangnya semangat dalam menanamkan dan mengaktualisasikan  nilai serta prinsip  Bhineka Tunggal Ika disetiap jiwa masyarakat Indonesia. Tak terlepas, menjadi tanggungjawab bersama. baik pemerintah, Pribadi, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, tokoh adat untuk mengeksiskan kembali semboyan tersebut sebagai Lokus Pendidikan dalam menyikapi keberagaman.

Prinsip Bhineka Tunggal Ika seperti Persatuan kesatuan serta nilai-nilainya yang terkandung didalamnya seperti  Toleransi, Nasionalisme , Sepenanggungan dan Multikulturalisme  adalah sebuah semboyan ideologi yang dapat menyatukan segala keberagaman yang tidak dimiliki semua bangsa didunia ini.

Munzir Hutami, Guru besar Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Mengatakan bahwa Indonesia Beruntung Memiliki Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang termaktum disila ke-3 Pancasila. Karna pada saat saya berkunjung kenegara sudan yang sedang terjadi konflik besar dan berlarut. yang diakibatkan tidak adanya Semboyan atau Ideologi yang menyatukan keberagaman. para Birokrat Sudan lebih dahulu mengatakan kepada saya, Indonesia Beruntung memiliki Bhineka Tunggal ika. Ujar beliau disuatu kesempatan dalam Seminar Kebangsaan.

Begitu juga dengan Presiden Paman Sam, Barack Obama. pada saat berkunjung ke Indonesia mengatakan. Demokrasi Indonesia berjalan dengan baik karna Indonesia memiliki landasan Multikultural yang menyatukan yaitu Bhineka Tunggal Ika yang tidak dimiliki bangsa Lainnya didunia.

            Toleransi sebagai nilai pertama Bhineka Tunggal Ika berarti menghormati dan menghargai Kebudayaan daerah lain sehingga terciptanya kerukunan dan kedamain. serta  dapat menumbuhsuburkan jiwa toleransi dalam diri setiap individu. jika Bhinneka Tunggal Ika dipahami dan yakini akan kebenarannya oleh setiap warga negara Indonesia sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta mau dan mampu mengimplementasikan secara tepat dan benar maka NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) akan tetap ada, kokoh, kuat dan bersatu selamanya.

            Kedua, Nasionalisme. didalam semboyan Bhineka Tunggal Ika terdapat semangat persatuan dan kesatuan yang kuat. Inilah yang akan menjadi temeng dalam setiap kisruh atau konflik yang mengakibatkan keterancaman kedaulatan berbangsa dan bernagara baik yang berasal dari dalam maupun Luar negeri.

            ketiga  , Sepenanggungan. Indonesia sebagai negara Multikultural dan dengan Cangkupan wilayah Negara yang sangat luas. mulai dari sabang sampai merauke, dan menjadi negara dengan jumlah pulau terbanyak didunia, yakni 17.504 pulau. serta dengan jumluh peduduk terbanyak ke-4 dunia. tentu sangat membutuhkah satu sama lain. baik ketika dilanda bencana, membangun fasilitas umum secara swadaya, belajar keunggulan budaya, suku yang tersebar di Indonesia hingga akhirnya kita kenal bangsa Indonesia sebagai bangsa Gotong royong. 

            Terakhir. Bhineka Tunggal Ika sebagai Landasan Multikultural tentu memiliki nilai multikultural itu sendiri yakni multikulturalisme. yang memandang segala keberagaman menjadi sebuah keniscayaan.  Segala keberagaman menjadi sebuah penerimaan yang berujung pada politics of recognition.

            Empat nilai yang terkandung dalama Bhineka Tunggal ika sangatlah berharga demi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, demi menjadi persatuan dan kesatuan, menjaga kedaulatan negara, perdamain dan masyarakat itu sendiri . Dengan Bhineka Tunggal ika Multikultural menjadi sesuatu antiklimaks dari keberagaman yang identik dengan perpecahan seperti dinegara-negara lain. tapi diindonesia, keberagaman adalah keniscayaan yang patut diteladani bangsa-bangsa didunia.

            Menilik kembali data PIK (Pusat Informasi Kompas), dan PDAT (Pusat Data dan Analisa Tempo) serta kenyataan hari ini yang mengambarkan multikultural sebagai isu-isu konflik dan perpecahan berkembang dan tidak sesuai dengan nilai Bhineka Tunggal ika itu sendiri. mesti menjadi pertanyaan bersama. mengapa nilai-nilai Bhineka tunggal Ika yang sangat berharga dan istimewa mulai ditinggalkan dalam artian luntur dalam pemikiran dan gaya hidup masyarakat Indonesia.

            Pertama. Bhineka Tunggal Ika tidak dijadikan kurikulum wajib didunia pendidikan terutama disekolah dasar. Padahal, sekolah adalah tempat perdana untuk membentuk karakter dasar anak-anak bangsa. disinilah tempat terbaik pemerintah untuk menanamkan nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika kedalam setiap jati diri anak bangsa.

            Kedua. Media massa. Mempunyai peran penting dalam membangun persepsi masyarakat luas. media massa harus mampu menyajikan empat pilar kebangsaan yang salahsatunya Bhineka Tunggal ika dengan baik dan kontinyu. Namun kenyataannya. Media massa hanya menjadi hiburan semata dan alat politik untuk memainkan perannya masing-masing. ini semua bisa kita lihat dan sudah menjadi Rahasia Umum.

            Ketiga. Sosialisasi yang kurang tepat. melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat. Pemerintah mensosialisasikan Bhineka Tunggal Ika dengan jumlah anggaran yang tidak sedikit. Tapi sosialisasinya tidaklah efektif karna hanya berlangsung dihotel-hotel, gedung bertingkat, perkotaan dan sebagainya yang dihadiri orang-orang tertentu distruktur organisasi. bukan ditengah-tengah masyarakat seperti didesa, dilapangan terbuka yang mudah dijangkau masyarakat.  

            Keempat. Globalisasi. dunia tanpa batas diabad 21 ini sudah terslogan  sendiri secara instan. Gaya hidup asing dengan mudah menjadi budaya sendiri. Sampai masyarkat Indonesia disibukan dengan Life Style dunia yang bisa berubah seketika. dan akhirnya budaya sendiri terlupakan termasuk semboyan persatuan dan kesatuan, Bhineka Tunggal Ika.

            Kelima radikalisme. Sejak era Reformasi gerakan Radikalisme mulai menunjukan eksistensinya karna sebelumnya diera Orde Baru radikalisme tidak mendapati ruang dan cendrung bergerak dibawah tanah. Kini, radikalisme semakin menjadi-jadi dan memiliki massa yang tidak sedikit. baik Gerakan ekstrim kanan maupun kiri. namun pemerintah terkesan membiarkan gerakan radikalisme padahal vital mengancam pemahanan masyarakat tentang pilar-pilar Kebangsaan.

            Lima penyebab lunturnya Bhineka Tunggal Ika ini menjadi suatu hal yang krusial bila dibiarkan berlarut karna nilai-nilai terbaik Bhineka Tunggal ika sukar untuk diimplementasikan yang berarti mengancam Negara Nesatuan Republik Indonesia. Karna sudah jelas bahwa Bhineka Tunggal Ika lah yang menjadi  landasan Indonesia sebagai bangsa Multikultural. bukan satu agama yang akhirnya mendiskriminasi agama lain. bukan satu suku yang akhirnya mendiskriminasi suku lain. buka juga satu budaya yang menganggap budayanya paling benar untuk menjadi landasan berbangsa. Tapi Bhineka Tunggal Ika lah yang menjadi landasan Multikultural. Landasan untuk membangun bangsa, menjaga persatuan kesatuan dan mempertahankan kedaulatan bangsa.

            dilain waktu. Ir.Soekarno pernah berkata “Perjuangan kami tidaklah berat karna kami merebut kemerdekaan dari bangsa lain tapi perjuanganmu akan lebih berat karna menghadapi bangsamu sendiri”.

            Perjuangan kita memang lebih berat karna  menghadapi dan mempertahankan bangsa sendiri. meskipun seperti itu. sejarah telah membuktikan tidak ada yang tidak mungkin dinegeri yang dikenal sebagai bangsa Gotong Royong. yang rela melawan bangsa penjajah dengan Semboyannya, rela mempertahankan kemerdekaan dengan Semboyannya, rela menerima perbedaan, keberagaman agama, suku, budaya, rasa dan bahasanya dengan semboyannya. tidak ada yang lebih penting bagi bangsa Indonesia asalkan bisa bersatu dibawah landasanya, Bhineka Tunggal ika.

            Maka berbanggalah menjadi bangsa Indonesia yang mengenyampikan  perbedaan dan  hidup damai dalam keanekaragaman. lebih dari itu banggalah memiliki semboyan Bhineka Tunggal ika sebagai landasan Multikultural. dengan ini bangsa kita dapat bertahan selamanya dan dengan ini jua lah bangsa kita dikenal dunia.

            Bersatu kita teguh berceria kita runtuh !!

     


No comments:

Post a Comment