2015/09/08

Hakikat Meyakini itu untuk Allah




Meyakini Cinta sejati kepada kekasih, hidup bahagia dengannya tanpa terlebih dahulu mehalalkannya. Lambat laun Air Mata, Kegundahan dan kesedihan akan menjadi keseharianmu.
Meyakini Harta sebagai kehormatan dan kebahagian seiring waktu berlalu kebahagian tidak akan terasa karna harta tidak merasakan kepuasaan untuk pemiliknya. Semakin mencari harta terasa semakin sedikit gudang harta yang dimiliki. Kehormatanpun sirna saat kerakusan sudah menjadi persepsi mata terhadap pencari harta.
Meyakini sulit berkreativitas terhadap teknologi yang tidak dimiliki akan lebih sulit lagi ketika teknologi yang diidamkan sudah dimiliki tapi kesibukan mulai muncul sebagai alasan sulit berkreativitas.
Meyakini diri lebih sukses dari yang lain sehingga menimbulkan ambisi tidaklah lebih berarti dari setumpuk jerami yang dibiarkan tergeletak ditepi ladang.

Meyakini perguruan tinggi sebagai output mendapatkan pekerjaan layak, tidaklah lama menyilaukan kesadaranmu bahwa pengangguran yang dialami sekarang adalah kesalahan perguruan tinggi.

Meyakini sebagian sahabat tempat yang paling layak untuk berbagi seiring waktu berlalu sahabat yang pergi membutakan hatimu bahwa tidak tempat yang layak berbagi kecuali kepadanya.
Hakikat meyakini untuk Allah.

Jangan sampai meyakini sesuatu kecuali meyakininya-Nya karna yang meyakini sesuatu bukan karna dan kepada-Nya harus bersedia bersedih hati karna yang diyakini musnah dengan sendirinya.

Yakinilah yang maha ada.

Yang tidak pernah musnah, hilang, pergi. bukan seperti ciptaanya yang diyakini sebelum tiada untuk kemudian disambut kesayatan perih.


No comments:

Post a Comment