2015/06/11

MENAFSIRKAN CINTA

Cinta adalah Rasionalitas Sempurna bukan sekedar memaafkan dan menerima apa adanya. Cinta membutuhkan kepastian dan kesaksian iman lahir dan batin. Pahamilah, tidak semua orang mengerti cinta tapi semua orang pernah jatuh cinta.

Senada dengan Ali Bin abdah yang mengatakan Tidak mungkin Seorangpun Bisa terlepas dari cinta kecuali dia orang yang tidak mengerti dengan akal dan akhlaknya. Dan Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak memiliki cinta ujar Al’abbas bin al anhaf (750-809).

Hakikatnya, Didalam kehidupan Manusia cinta adalah kebutuhan utama. Sandang, papan dan pangan hanya instrumen dari ketidakpahaman seseorang dalam menafsirkan kehidupan itu sendiri. Mati, Lapar, miskin dan keringat dengan mudah dikorbankan oleh seseorang jika dia sudah mencintai. Hasan Al Banna Pendiri Ikhwanul Muslimin Jika engkau cinta maka cinta akan menuntut semuanya dari dirimu (Harta, Waktu dan Nyawa).

Sadar dan pahamilah siapa yang layak dicintai dan tidak layak dicintai karna cinta bisa menjadi bumerang untuk dirinya sendiri. Seseorang yang mencintai kehidupan, Harta, benda dan sebagainya maka ia akan dicintai oleh apa yang dia cintai dan sebenarnya yang dicintainya itu adalah permusuhan dan kekikiran. Cinta yang bersifat duniawi secara berlebihan hanyalah fatamorgana semata.

Letak dan Tafsirkanlah cinta itu pada hakikatnya. Ibnul Qayyim membagi cinta menjadi beberapa bagian. Pertama mahabbatullah (cinta kepada Allah), kedua Mahabbatu ma yuhibbullah (mencintai yang dicintai Allah), ketiga mencintai karna Allah (kekasih) dll.

Dizaman Globalisasi ini Impor, Exspor Barang, Pemikiran,, Aktivitas, Budaya dan sebagiannya tidak mudah untuk dihindari. Ada yang disengaja dan ada yang tidak disengaja. Ada yang bermanfaat dan ada yang tidak bermanfaat seperti itulah globalisasi. Pemahaman dan implementasi cinta terhadap seseorang diindonesia adalah Impor dari Pemikiran dan Budaya barat. Tentu ini tidak sesuai dengan hakikat cinta itu sebenarnya.

Apabila Seseorang mencintai tanpa ikatan. Mendapatkan semua yang dicintai atau yang mencintai Seperti Kehormatan sudah menjadi khazanah dari impor pemikiran dan Budaya barat.

seperti Pemaparan Sterberg psikolog barat dalam Triangular theory of love bahwa cinta tanpa ataupun dengan ikatan dibangun dan Berkembang atas tiga dasar yaitu Passion, Intimacy dan Commitment (keintiman, gairah dan komitmen).

Menilik dari pendapatnya yang sempit. Triangular theory of love tidak akan mampu mempertahan dan mengawetkan cinta dan ikatan itu sendiri karna Passion, Intimacy dan Commitment akan rapuh dan lapuk apabila tidak lagi sesuai dengan harapan dan menemukan commitment baru dg orang lain.

Cinta dan ikatan akan Bertahan dan Indah apabila berada pada hakikatnya yang rasional, berlandaskan pemahaman dan keikhlasan yang dicintai dan mencintainya.

Maka berhati-hatilah dalam menafsir dan mengimplementasikan cinta karna cintamu akan menyakiti dan menimbulkan penyesalan pada dirimu sendiri.

‘’Yang layak dicintai adalah cinta itu sendiri dan yang layak dimusuhi adalah musuh itu” tegas Badiuzaman said Nursi dalam Bukunya Risallah Nur. Sekian. Muhammad yunus.

No comments:

Post a Comment