Dalam mitologi yunani kuno. Ada seorang perempuan
yang pandai menenun benang. tidak ada yang bisa mengalahkannya. Indah, harmoni dan terstuktur seperti
itulah yang dikatakan orang-orang ketika melihat dan bertanding menenun benang
dengannya.
Namun, Perempuan
tersebut sombong. merasa tidak ada yang
bisa mengalahkannya dan tidak bersyukur atas keahlian yang dimilikinya. Dewi Athena menyamar menjadi seorang
manusia untuk membujuknya agar rendah hati. setelah beberapa hari mendekatinya.
Perempuan tersebut juga tidak bisa berubah. Dewi
Athena menyerah lalu menampakkan wujud aslinya. Bukannya takut, perempuan
yang pandai menenun tersebut mala menantang Dewi
Athena untuk menenun benang.
Singkat cerita. Dewi Athena menang dan perempuan
tersebut mendapatkan hukuman menenun benang seumur hidup sampai kecucu-cucunya.
maka jadilah perempuan tersebut seperti laba-laba.
Menenun sampai hari kiamat.
Mungkin mitos yunani kuno itu sudah menjelma
dalam perseptif dan konteks berbeda untuk negeri ini. Hari
ini kita semakin resah dengan kelalain bangsa kita. Koruptor, kolusi, nepotisme, kebobrokan, kerusuhan tidak
henti-hentinya berakhir. tersiar setiap hari. politik, birokrasi, sosial, budaya, moral, semuanya terdegradasi. tidak terlihat pertumbuhan
baik, bonsai bahkan semakin terpuruk
dan terpuruk
Korporasi asing
terlihat bebas mengekploirasi Alam
seperti tambang, perkebunan, minyak bumi,
maritim dan sebagainya. hanya tertinggal kerusakan, dampak buruk, limbah
korporasi dan persetegangan elit politik
semakin keras dan kasar sebagai tanda perebutan kekuasaan agar meraih
pundi-pundi dari setiap korporasi yang ditandatangani.
Miris, Sangat miris.
Gamang sangat gamang dikatakan. Siapa dan digantikan siapapun pemimpin negeri
ini. dari tingkat daerah sampai pusat. tidak ada perubahan. Sama saja. mala
semakin buruk kepemimpinannya. Sebentar saja menariknya sebelum tersandung berbagai
kasus, penyelewengan dan kebobrokan memimpin.
Bangsa ini, mungkin
terlalu sombong. tidak berfikir kekayaan negeri ini bisa habis. Minyak bumi, batubara, aluminium, gas bumi
pasti ditemukan yang baru. negeri ini luas, bangsanya kaya. tidak akan habis
sampai kiamat. Apakah elit negeri ini berfikir seperti itu. kurasa tidak karna
sumber daya alam itu terbatas. eh, salah, tidak, bukan, salah. Ntalah, mereka
bisa saja tidak berfikir buruk seperti itu tapi tingkahlakunya menunjukan
seperti itu.
Disisi lain.
Mencerdaskan kehidupan bangsa sekedar slogan semata dan atau sebagai syarat
undang-undang agar negeri ini merdeka. Kewajiban 20% anggaran pendidikan dari
APBN, Cuma kiasan saja. sekolah marjinal ada dimana-mana. Baik itu
dikota, pendesaan apalagi didaerah terpencil. Sudah, tidak usah dikatakan.
Semakin mengiris batin.
Tidak akan lama lagi.
negeri ini akan dikutuk seperti dewi
Athena yang mengutuk wanita sombong, tidak bersyukur terhadap kelebihan
yang diberikan. dikutuk seperti apa, terimah sajalah. yang pasti bukan
laba-laba melainkan kehancuran. Karna manusia di negeri ini bermuka dua,
berbeda dengan laba-laba yang
memiliki tangan lebih. Indonesia memiliki wajah lebih. Satu sebagai bangsa yang
kaya. satunya lagi sebagai bangsa yang bobrok, dipencundangi asing. itulah
kira-kira yang tergambarkan bila dunia berbicara tentang indonesia.

No comments:
Post a Comment