2015/10/15

kutukan dewi athena





Dalam mitologi yunani kuno. Ada seorang perempuan yang pandai menenun benang. tidak ada yang bisa mengalahkannya. Indah, harmoni dan terstuktur seperti itulah yang dikatakan orang-orang ketika melihat dan bertanding menenun benang dengannya.

Namun, Perempuan tersebut sombong.  merasa tidak ada yang bisa mengalahkannya dan tidak bersyukur atas keahlian yang dimilikinya. Dewi Athena menyamar menjadi seorang manusia untuk membujuknya agar rendah hati. setelah beberapa hari mendekatinya. Perempuan tersebut juga tidak bisa berubah. Dewi Athena menyerah lalu menampakkan wujud aslinya. Bukannya takut, perempuan yang pandai menenun tersebut mala menantang Dewi Athena untuk menenun benang.

Singkat cerita. Dewi Athena menang dan perempuan tersebut mendapatkan hukuman menenun benang seumur hidup sampai kecucu-cucunya. maka jadilah perempuan tersebut seperti laba-laba. Menenun sampai hari kiamat.

Mungkin mitos yunani kuno itu sudah menjelma dalam perseptif dan konteks berbeda untuk negeri ini. Hari ini kita semakin resah dengan kelalain bangsa kita. Koruptor, kolusi, nepotisme, kebobrokan, kerusuhan tidak henti-hentinya berakhir. tersiar setiap hari. politik, birokrasi, sosial, budaya, moral, semuanya terdegradasi. tidak terlihat pertumbuhan baik, bonsai bahkan semakin terpuruk dan terpuruk

Korporasi asing terlihat bebas mengekploirasi Alam seperti tambang, perkebunan, minyak bumi, maritim dan sebagainya. hanya tertinggal kerusakan, dampak buruk, limbah korporasi dan persetegangan elit politik semakin keras dan kasar sebagai tanda perebutan kekuasaan agar meraih pundi-pundi dari setiap korporasi yang ditandatangani.

Miris, Sangat miris. Gamang sangat gamang dikatakan. Siapa dan digantikan siapapun pemimpin negeri ini. dari tingkat daerah sampai pusat. tidak ada perubahan. Sama saja. mala semakin buruk kepemimpinannya. Sebentar saja menariknya sebelum tersandung berbagai kasus, penyelewengan dan kebobrokan memimpin.

Bangsa ini, mungkin terlalu sombong. tidak berfikir kekayaan negeri ini bisa habis. Minyak bumi, batubara, aluminium, gas bumi pasti ditemukan yang baru. negeri ini luas, bangsanya kaya. tidak akan habis sampai kiamat. Apakah elit negeri ini berfikir seperti itu. kurasa tidak karna sumber daya alam itu terbatas. eh, salah, tidak, bukan, salah. Ntalah, mereka bisa saja tidak berfikir buruk seperti itu tapi tingkahlakunya menunjukan seperti itu.

Disisi lain. Mencerdaskan kehidupan bangsa sekedar slogan semata dan atau sebagai syarat undang-undang agar negeri ini merdeka. Kewajiban 20% anggaran pendidikan dari APBN, Cuma kiasan saja. sekolah marjinal ada dimana-mana. Baik itu dikota, pendesaan apalagi didaerah terpencil. Sudah, tidak usah dikatakan. Semakin mengiris batin.

Tidak akan lama lagi. negeri ini akan dikutuk seperti dewi Athena yang mengutuk wanita sombong, tidak bersyukur terhadap kelebihan yang diberikan. dikutuk seperti apa, terimah sajalah. yang pasti bukan laba-laba melainkan kehancuran. Karna manusia di negeri ini bermuka dua, berbeda dengan laba-laba yang memiliki tangan lebih. Indonesia memiliki wajah lebih. Satu sebagai bangsa yang kaya. satunya lagi sebagai bangsa yang bobrok, dipencundangi asing. itulah kira-kira yang tergambarkan bila dunia berbicara tentang indonesia.

No comments:

Post a Comment