Perdebatan tentang ketuhan terus menuai pergolakan pemikiran dan
argumentasi, tidak ada habis-habisnya. Berbagai macam cara dan tokoh
terus bermunculan. itu semua sudah ada sejak zaman yunani kuno sampai
sekarang dan tentunya dengan pemikiran dan argumentasinya masing-masing.
Ludwig Feurbach dalam tesisnya mengatakan bahwa keinginan beragama,
bertuhan. ada karna manusia mengalami tekanan sosial sehingga mengalami
frustasi. Untuk itu perlu rasanya mencari suatu simbol agar eksistensi
luhur dalam mencintai kebaikan dapat dipertahankan. Ini berangkat dari
eksistensi yang satu ke eksistensi selanjutnya yaitu eksistensi dangkal
manusia yang bersifat utopis dan khayali.
sedangkan Russle dan
Nietsze berpendapat bahwa Tuhan ada karna ketidakberdayaan dan rasa
takut manusia terhadap penguasa. Pemikiran ini terbentuk oleh tragedi
totaliteranisme timur kuno yakni penindasan penguasa dan kelas atas
terhadap kelas yang lebih rendah. Tuhan tidak lebih sebagai icon kelas
bawah agar tetap dapat mempertahankan hidup.
kebalikan dari
Russle dan Nietze, Karl Marx berasumsi bahwa tuhan ada sebagai produk
penguasa dalam mempertahankan kekuasaannya. idiom-idiom kepatuhan
terhadap penguasa menjadi suatu tendensi dalam hidup bertuhan. ini
bermula dari landasan 3G, Gold, Glory dan Gospel. yang berarti kaum
bangsawan yang berkompromi dengan agamawan karna tergila-gila dengan
harta dan kekuasaan.
Argumentasi tentang ketuhanan tidak ada
habisnya. kaum Atheis terus mengajak manusia untuk berfikir logis
berdasarkan empiris-empiris. Jika tuhan itu ada, tuhan mana yang
sebenar-benarnya tuhan. Bukankah menurut islam tuhan mereka yang benar,
menurut nasrani tuhan mereka pula yang benar dan seperti itulah
seterusnya, Hindu, Budha, Konghucu. Lalu tuhan mana yang benar. dan
bukankah semesta ini ada karna sebab akibat seperti teori Big Bang yang
memaparkan bahwa Bumi, Bintang, bulan dan seterusnya bermula dari bola
raksasa yang kemudian membentuk planet-planet serta bintang-bintang yang
bereaksi dari fusi hidrogen sehingga dilengkapi cahaya-cahaya. Seperti
itulah kaum Atheis menyerang dengan berbagai cara dan sudut pandang.
Padahal sebelumnya, Aristoteles. pernah mengamati tentang semesta ini.
apakah terbentuk dengan sendirinya atau ada yang menggerakan. Kemudian
ia mengambil dan memila biji pohon yang baik dari pohon yang sama untuk
disemai ditanah yang sama. beberapa waktu kemudian ia kembali
mendatanginya. Ia tercengan karna pohon-pohon itu tidak tumbuh sama. ada
yang kerdil, ada yang besar. Ada yang daunnya lebar, ada yang terlipat.
Rantingnya juga seperti itu, tidak ada yang menghadap ketempat yang
sama. berbeda, bukan hanya dengan pohon yang lain tetapi juga dengan
pohon yang sama, berbeda. Buah dan bunganya pun demikian. Is there any
Great Designer of the universe, Lalu siapa yang menggerakan dan
mengarahkan itu semua (semesta).
Jika kita mencermati teori Big
Bang, asal muasal semesta ini, dari bola raksasa. Maka menjadi
pertanyaan kita bersama dari mana bola raksasa tersebut muncul dan jika
kita memakai teori sebab akibat secara gamblang. tidak akan ada
akhirnya. Padahal kita mengenal "Prima Causa, Causa Finalis" segala
sebab tetapi akhir dari segala akhir yakni kembali kepada yang
menyebabkan. Itulah hakikat kehidupan yang sebenarnya.
Pendapat
Ludwig Feurbach, karl mark, Russle dan Nietsze sangat mudah dibantahkan
karna mengamati sesuatu dari keadaan suatu tempat dan kajadian bukan
dari semua tempat, kejadian dan bukan dari semua sudut pandang
kepercayaan.
Benarkah tuhan itu ada, silakan berfikir.
Lalu agama apa yang benar?
konsep "Prima Causa, Causa Finalis" segala sebab tetapi akhir dari
segala akhir membuka mata kita lebih lebar bahwa tuhan itu satu (Esa).
Dan tidak sama dengan penyebabnya dalam artian berbeda dengan segala
seuatu yang ada dialam semesta (mahkhluk-Nya). Jika kita memahami lebih
jauh kita akan tau tuhan mana yang sebenarnya-benarnya tuhan dan agama
apa yang sebenar-benarnya agama yang benar.
Benarkah tuhan itu ada, lalu agama apa yang benar? silakan berfikir.

No comments:
Post a Comment