2016/05/17

Benarkah tuhan itu ada, silakan berfikir.



Perdebatan tentang ketuhan terus menuai pergolakan pemikiran dan argumentasi, tidak ada habis-habisnya. Berbagai macam cara dan tokoh terus bermunculan. itu semua sudah ada sejak zaman yunani kuno sampai sekarang dan tentunya dengan pemikiran dan argumentasinya masing-masing.

Ludwig Feurbach dalam tesisnya mengatakan bahwa keinginan beragama, bertuhan. ada karna manusia mengalami tekanan sosial sehingga mengalami frustasi. Untuk itu perlu rasanya mencari suatu simbol agar eksistensi luhur dalam mencintai kebaikan dapat dipertahankan. Ini berangkat dari eksistensi yang satu ke eksistensi selanjutnya yaitu eksistensi dangkal manusia yang bersifat utopis dan khayali.

sedangkan Russle dan Nietsze berpendapat bahwa Tuhan ada karna ketidakberdayaan dan rasa takut manusia terhadap penguasa. Pemikiran ini terbentuk oleh tragedi totaliteranisme timur kuno yakni penindasan penguasa dan kelas atas terhadap kelas yang lebih rendah. Tuhan tidak lebih sebagai icon kelas bawah agar tetap dapat mempertahankan hidup.

kebalikan dari Russle dan Nietze, Karl Marx berasumsi bahwa tuhan ada sebagai produk penguasa dalam mempertahankan kekuasaannya. idiom-idiom kepatuhan terhadap penguasa menjadi suatu tendensi dalam hidup bertuhan. ini bermula dari landasan 3G, Gold, Glory dan Gospel. yang berarti kaum bangsawan yang berkompromi dengan agamawan karna tergila-gila dengan harta dan kekuasaan.

Argumentasi tentang ketuhanan tidak ada habisnya. kaum Atheis terus mengajak manusia untuk berfikir logis berdasarkan empiris-empiris. Jika tuhan itu ada, tuhan mana yang sebenar-benarnya tuhan. Bukankah menurut islam tuhan mereka yang benar, menurut nasrani tuhan mereka pula yang benar dan seperti itulah seterusnya, Hindu, Budha, Konghucu. Lalu tuhan mana yang benar. dan bukankah semesta ini ada karna sebab akibat seperti teori Big Bang yang memaparkan bahwa Bumi, Bintang, bulan dan seterusnya bermula dari bola raksasa yang kemudian membentuk planet-planet serta bintang-bintang yang bereaksi dari fusi hidrogen sehingga dilengkapi cahaya-cahaya. Seperti itulah kaum Atheis menyerang dengan berbagai cara dan sudut pandang.

Padahal sebelumnya, Aristoteles. pernah mengamati tentang semesta ini. apakah terbentuk dengan sendirinya atau ada yang menggerakan. Kemudian ia mengambil dan memila biji pohon yang baik dari pohon yang sama untuk disemai ditanah yang sama. beberapa waktu kemudian ia kembali mendatanginya. Ia tercengan karna pohon-pohon itu tidak tumbuh sama. ada yang kerdil, ada yang besar. Ada yang daunnya lebar, ada yang terlipat. Rantingnya juga seperti itu, tidak ada yang menghadap ketempat yang sama. berbeda, bukan hanya dengan pohon yang lain tetapi juga dengan pohon yang sama, berbeda. Buah dan bunganya pun demikian. Is there any Great Designer of the universe, Lalu siapa yang menggerakan dan mengarahkan itu semua (semesta).

Jika kita mencermati teori Big Bang, asal muasal semesta ini, dari bola raksasa. Maka menjadi pertanyaan kita bersama dari mana bola raksasa tersebut muncul dan jika kita memakai teori sebab akibat secara gamblang. tidak akan ada akhirnya. Padahal kita mengenal "Prima Causa, Causa Finalis" segala sebab tetapi akhir dari segala akhir yakni kembali kepada yang menyebabkan. Itulah hakikat kehidupan yang sebenarnya.

Pendapat Ludwig Feurbach, karl mark, Russle dan Nietsze sangat mudah dibantahkan karna mengamati sesuatu dari keadaan suatu tempat dan kajadian bukan dari semua tempat, kejadian dan bukan dari semua sudut pandang kepercayaan.

Benarkah tuhan itu ada, silakan berfikir.
Lalu agama apa yang benar?
konsep "Prima Causa, Causa Finalis" segala sebab tetapi akhir dari segala akhir membuka mata kita lebih lebar bahwa tuhan itu satu (Esa). Dan tidak sama dengan penyebabnya dalam artian berbeda dengan segala seuatu yang ada dialam semesta (mahkhluk-Nya). Jika kita memahami lebih jauh kita akan tau tuhan mana yang sebenarnya-benarnya tuhan dan agama apa yang sebenar-benarnya agama yang benar.

Benarkah tuhan itu ada, lalu agama apa yang benar? silakan berfikir.

No comments:

Post a Comment