2019/02/13

Hoax, Mastel dan kepala Negara Inkonstitusional

Hoax bukan semata sebuah kebohongan yang bertujuan sebagai Misleading dalam upaya menyesatkan sebuah informasi atau apa yang disebut dengan Fake News. Melainkan jauh lebih senonoh dari itu. Persis seperti yang dikatakan Craig Silverman dalam Columbia Journalism Review bertajuk “Lies, Damn Lies and Viral Content” yang mendefenisikan hoax sebagai rangkaian informasi yang  memang sengaja disesatkan namun dijual sebagai kebenaran.
 
 
Tidak sampai disana Ireton, C & Julie Posetti dalam Handbook for Jurnalism  Education  and  Training lebih keji menafsirkan hoax sebagai berita  palsu  yang mengandung  informasi  yang  sengaja  menyesatkan  orang  dan  memiliki  agenda politik. Penulis ingin menggaris bawahi memiliki agenda politik karna agenda ini akan berakibat fatal bagi kedaulatan bangsa dan negara yang kita cintai sejak dalam kandungan sampai ke detik terakhir roh dicabut dari tenggorokkan.
 
 
Namun sebelum itu kita mesti review kembali kasus-kasus hoax yang pernah mengguncang urat nadir tanah air sebagai bahan pembelajaran. Sebut saja kasus hoax kudeta purnawirawan TNI yang ditayangkan di Dragon Tv, Hoax pemukulan Young Lek, Hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet, Hoax ancaman gempa dan tsunami susulan berdaya 8,1 Skala Richter kembali melanda palu, Hoax rekaman Blox Box Lion JT610, Hoax konspirasi imunisasi dan vaksin, Hoax kartu nikah dengan 4 istri dan sebagainya yang meramba luas keberagam platform media elektronik yang membuat masyarakat menjadi resah. Ketenangan dan ketegangan mencemaskan kita semua.
 
 
Disisi lain Mastel, Masyarakat Telematika Indonesia sebuah lembaga yang konsen pada minat dan pengamatan bidang telekomunikasi di tanah air melakukan survey pada tanggal 13 februari 2017 yang menunjukkan hasil bahwa 61,5% dari 1.116 responden menerima hoax setiap hari. Hoax yang tersebar dalam bentuk tulisan berkisar diangka 62,10%, Gambar 37,50% dan video 0,40%. Hoax itu paling banyak diterima dari situs web, aplikasi chatting dan media sosial.
 
 
Hoax tersebut tersistem dan terorganisasi dengan sempurna oleh akun-akun anonim yang dikerja dan diperintahkan oleh telunjuk-tulunjuk dibalik layar. Tidak sampai disana, 47,10% masyarakat ikut menyebarkan hoax karna mengetahui itu sebagai sebuah kebenaran dari orang-orang yang dipercaya. Matel juga memberikan data bahwa 91,80% hoax yang tersebar adalah tentang sosial politk yang berkaitan dengan pilkada dan pemerintahan guna mempengaruhi persepsi publik terhadap seseorang dan partai politik.
 

Memang hoax tentang bencana alam, berita duka, penipuan keuangan dan candaan juga berbahaya tetapi tidak seberacun dan semematikan hoax tentang sosial politik sebab seorang kepala daerah dipentas politik kabupaten dan kota maupun seorang kepala negara yang sebentar lagi kita akan merayakan pesta demokrasi pemilihan calon presiden dan wakil presiden akan berbuntut panjang pada Inkonstitusional status presiden terpilih karna mereka yang memenangkan pemilu melakukan kecurangan melalui serangkai penyebaran berita hoax guna mendeskreditkan lawan politik disatu pihak dan dipihak lain mengglorifikasikan dirinya sebagai dewa yang paling mulia serta yang paling pantas mendapuk kepemimpinan nasional adalah sesuatu yang keliru.
 

Jika mereka para penebar hoax berhasil memenangkan pertempuran politik merebut kekuasaan dengan kecurangan maka dikemudian hari para pendukung capres dan cawapres yang kalah tidak akan merasa puas sedikitpun dan menerima begitu saja. Serta akan berupaya membeberkan fakta-fakta kebohongan yang dilampirkan pemenang untuk terus diselidiki dan dicari cara kesalahannya guna meng-impeachment kepala negara yang Inkonstitusional.
 
 
Dan tidak mungkin seorang presiden yang terpilih rela meletakkan mahkotanya begitu saja tanpa melakukan perlawanan dengan kekuasaan yang berada digenggamannya. Begitu sebaliknya lawan politik akan semakin brutal menjadi demagog yang seutuhnya yang menghasut dan membakar amarah rakyat untuk membalas kembali perlawanan. maka ini akan  menjadi rantai setan yang bahkan dapat menghancurkan indonesia raya tercinta.
 
 
Untuk para pembuat hoax segeralah refleksikan kembali perihal perbuatan buruk yang dapat mengancam kedaulatan bangsa dan negara. Untuk masyarakat indonesia meskipun sosiolog Universitas Gajah Mada,  Derajad S Widhyharto pernah mengungkapkan bahwa alasan sebagian orang suka menyebarkan berita bohong karena terutama budaya komunikasi kita selama ini terbiasa formal normatif, di mana identitas sangat dibutuhkan.
 
 
Maka sudah saatnya kita sadar dan berhenti menyebarkan berita hoax yang sejatinya kebenaran tersebut belum dikoreksi dan diklarifikasi namun sudah disebarkan karna ingin diberi pengakuan atas keberadaan dirinya.  Bukankah kita ingin indonesia menjadi salahsatu dari 7 kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2045 dan bukankah kita tidak menginginkan indonesia bubar 2030 seperti ramalan novel Ghost Fleet. Maka berhentilah memproduksi dan membagikan hoax karna momentum ini adalah memonetum paling sempurna untuk melawan hoax demi suksesnya pemilu 2019 yang damai, berkualitas, dan terwujudnya keberlanjutan pembangungan nasional.
 
 
Penulis Muhammad Yunus
 
 
 
                                                            gambar www.arah.com
 
 
#lawanhoax
#kataindonesia

2018/03/07

65 Tahun Setelah Wahyu Pertama Turun, Cahaya Islam Sudah Sampai ke Candi Muara


“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy yaitu kebiasaan mereka berpergian pada musim dingin dan musim panas maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik Ka'bah yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” (Qs Al-Quraisy). kemana orang-orang Quraisy berlayar dan berpergian. Ketimur, Kebarat? Untuk mencari rezeki, Berdagang, Berdakwah? “Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qur`ân) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri”. (Qs: An-Nahl:16-89).

Boleh jadi mereka berpergian dan berlayar menuju Indonesia. Meniti padang pasir, mengarungi ombak, melewati samudra hingga sampai di kota Barus, Sumatra Utara. Mengapa sampai dikota Barus karna Barus yang dikenal dengan nama Fansur oleh orang Arab-Persia sudah menjadi pusat perkebunan rempah yang berkualitas terkhusus kapur barus sebagai komoditi utama. Kapur Barus Farsur dikenal harum dan mewangi. Biasanya orang-orang Arab-Persia menggunakan kapur ini untuk bahan utama pengobatan tradisional.

Setelah islam datang mungkinkah mereka cuma berdagang saja disana tanpa berdakwah tentu tidak, islam adalah agama dakwah. Ditemukannya   makam Syekh Mahmud Fil Hadratul Maut, Seorang sahabat nabi serta beberapa makam lainnya yang diperkirakan bertahrikhkan pada tahun 34 H menandakan bahwa ulama sekeliber Syekh Mahmud Fil Hadratul Maut tidak mungkin tidak membawa misi dakwah kesuatu wilayah yang dikunjunginya dan ditemukannya makam ini membantahkan teori Snouck Hurgronje seorang orientalis yang berpura-pura menjadi muslim yang berdali bahwa islam masuk keindonesia pada abad ke13. Menarik memang.

Dan atau tentang kerajaan kalingga di jawatimur-jawatengah yang dipimpin oleh ratu simo yang sudah mengenal islam pada tahun 51 H karna pada massanya orang-orang islam sudah sampai disana. Menarik memang tetapi penulis tidak akan meneruskannya karna semuanya sudah dikupas tuntas oleh Buy Hamka dalam Pembendaharaan Kata.

Bangsa Melayu Tua di Minanga Tamwan, Candi Muara Takus pada massa Rasulullah sudah dikenal dengan nama Zabak, Negeri yang dikenal dengan adat dan Budhanya. Berdasarkan teori makkah dan cina dalam buku Adat Jati Kampar menerangkan bahwa Saaf Bin Warkas sudah menginjakkan kakinya di Minanga Tamwan. Catatan Cina, Catatan I-Tsing mengungkapkan bahwa beliau pernah belajar agama budha selama enam purnama dicandi muara takus pada abad ketujuh masehi. Pada masa itu islam sudah mulai dikenal di Minanga Tamwan.
Sebagai pengaruh islam di Minanga Tamwan terbentuklah istilah “Tali Nan Bapilin Tigo - Tigo Tungku Sejarangan” yang terdiri-dari Adat, Pemerintah dan Agama yang masih terwarisi sampai sekarang.

Negeri Minanga Tamwan atau Negeri Zabak atau Negeri Andiko 44 sudah diterangi cahaya islam pada 687 Masehi. Jikalau dirunut dengan wahyu pertama turun 622 Masehi maka 65 tahun setelah Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama, Islam sudah sampai kesalahsatu sudut bumi terjauh dari jazirah arab yaitu di Candi Muara Takus, Sekian.

Nb Gambar: https://candi1001.blogspot.co.id

2016/05/17

Benarkah tuhan itu ada, silakan berfikir.



Perdebatan tentang ketuhan terus menuai pergolakan pemikiran dan argumentasi, tidak ada habis-habisnya. Berbagai macam cara dan tokoh terus bermunculan. itu semua sudah ada sejak zaman yunani kuno sampai sekarang dan tentunya dengan pemikiran dan argumentasinya masing-masing.

Ludwig Feurbach dalam tesisnya mengatakan bahwa keinginan beragama, bertuhan. ada karna manusia mengalami tekanan sosial sehingga mengalami frustasi. Untuk itu perlu rasanya mencari suatu simbol agar eksistensi luhur dalam mencintai kebaikan dapat dipertahankan. Ini berangkat dari eksistensi yang satu ke eksistensi selanjutnya yaitu eksistensi dangkal manusia yang bersifat utopis dan khayali.

sedangkan Russle dan Nietsze berpendapat bahwa Tuhan ada karna ketidakberdayaan dan rasa takut manusia terhadap penguasa. Pemikiran ini terbentuk oleh tragedi totaliteranisme timur kuno yakni penindasan penguasa dan kelas atas terhadap kelas yang lebih rendah. Tuhan tidak lebih sebagai icon kelas bawah agar tetap dapat mempertahankan hidup.

kebalikan dari Russle dan Nietze, Karl Marx berasumsi bahwa tuhan ada sebagai produk penguasa dalam mempertahankan kekuasaannya. idiom-idiom kepatuhan terhadap penguasa menjadi suatu tendensi dalam hidup bertuhan. ini bermula dari landasan 3G, Gold, Glory dan Gospel. yang berarti kaum bangsawan yang berkompromi dengan agamawan karna tergila-gila dengan harta dan kekuasaan.

Argumentasi tentang ketuhanan tidak ada habisnya. kaum Atheis terus mengajak manusia untuk berfikir logis berdasarkan empiris-empiris. Jika tuhan itu ada, tuhan mana yang sebenar-benarnya tuhan. Bukankah menurut islam tuhan mereka yang benar, menurut nasrani tuhan mereka pula yang benar dan seperti itulah seterusnya, Hindu, Budha, Konghucu. Lalu tuhan mana yang benar. dan bukankah semesta ini ada karna sebab akibat seperti teori Big Bang yang memaparkan bahwa Bumi, Bintang, bulan dan seterusnya bermula dari bola raksasa yang kemudian membentuk planet-planet serta bintang-bintang yang bereaksi dari fusi hidrogen sehingga dilengkapi cahaya-cahaya. Seperti itulah kaum Atheis menyerang dengan berbagai cara dan sudut pandang.

Padahal sebelumnya, Aristoteles. pernah mengamati tentang semesta ini. apakah terbentuk dengan sendirinya atau ada yang menggerakan. Kemudian ia mengambil dan memila biji pohon yang baik dari pohon yang sama untuk disemai ditanah yang sama. beberapa waktu kemudian ia kembali mendatanginya. Ia tercengan karna pohon-pohon itu tidak tumbuh sama. ada yang kerdil, ada yang besar. Ada yang daunnya lebar, ada yang terlipat. Rantingnya juga seperti itu, tidak ada yang menghadap ketempat yang sama. berbeda, bukan hanya dengan pohon yang lain tetapi juga dengan pohon yang sama, berbeda. Buah dan bunganya pun demikian. Is there any Great Designer of the universe, Lalu siapa yang menggerakan dan mengarahkan itu semua (semesta).

Jika kita mencermati teori Big Bang, asal muasal semesta ini, dari bola raksasa. Maka menjadi pertanyaan kita bersama dari mana bola raksasa tersebut muncul dan jika kita memakai teori sebab akibat secara gamblang. tidak akan ada akhirnya. Padahal kita mengenal "Prima Causa, Causa Finalis" segala sebab tetapi akhir dari segala akhir yakni kembali kepada yang menyebabkan. Itulah hakikat kehidupan yang sebenarnya.

Pendapat Ludwig Feurbach, karl mark, Russle dan Nietsze sangat mudah dibantahkan karna mengamati sesuatu dari keadaan suatu tempat dan kajadian bukan dari semua tempat, kejadian dan bukan dari semua sudut pandang kepercayaan.

Benarkah tuhan itu ada, silakan berfikir.
Lalu agama apa yang benar?
konsep "Prima Causa, Causa Finalis" segala sebab tetapi akhir dari segala akhir membuka mata kita lebih lebar bahwa tuhan itu satu (Esa). Dan tidak sama dengan penyebabnya dalam artian berbeda dengan segala seuatu yang ada dialam semesta (mahkhluk-Nya). Jika kita memahami lebih jauh kita akan tau tuhan mana yang sebenarnya-benarnya tuhan dan agama apa yang sebenar-benarnya agama yang benar.

Benarkah tuhan itu ada, lalu agama apa yang benar? silakan berfikir.

MAHASISWA DAN POLITIK (II)


Jika seperti itu yang terjadi maka tunggulah kehancuran pada bangsanya. Promodya Ananta Toor mengatakan “Sejarah dunia adalah sejarah anak muda. Jika anak muda mati rasa maka matilah sejarah bangsanya”. Sedangkan Anies Baswedan mengatakan “Anak muda memang minim pengalaman, karna itu ia tak tawarkan masa lalu, anak muda menawarkan masa depan”.

konotasi negatif tentang politik dikalangan mahasiswa memang sudah merajalela tetapi masih ada dan tetap akan terus ada mahasiswa yang peduli terhadap perkembangan politik dan kepemimpinan di tanah air. masih ada mahasiswa yang aktivitasnya dicurahkan untuk berorganisasi, menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan membangun semangat perbaikan negeri. masih ada mahasiswa yang rela meninggalkan aktivitas diruang kelas untuk dapat turun kejalanan, menyampaikan aspirasi rakyat. masih ada mahasiswa yang rela mencurahkan waktunya ditengah-tengah masyarakat, membantu masyarakat. dan masih ada mahasiswa yang mau menyelenggarakan pencerdasan politik diantara kita meskipun tanpa imbalan melainkan dengan kemauan, keringat dan fikiran. Masih ada dan akan tetap terus ada. Inilah modal terbesar kemajuan suatu bangsa. Signifikan atau tidaknya kemajuan itu, anak muda lah yang menentukannya.

Mahasiswa atau pemuda seperti Tan Malaka yang konsisten berjuang meski terusir dari tanah Airnya, dikejar-kejar agen rahasia dunia, berkelana di 11 negara selama 20 tahun tidak akan berakhir. masih akan tetap ada pemuda yang memperjuangkan bangsanya tanpa mengenal lelah. seperti rekannya, Soekarno yang terus berjuang mengangkat martabat bangsanya, bercita-cita besar, rela dipenjara, mengobarkan semangat bangsanya, membangun optimisme, tidak akan berakhir pemuda seperti mereka. Seperti Bung Tomo, Bung Hatta, Ahmad Dahlan, Sutan Syahril, Mohammad Natsir. Mereka tetap akan ada dan tetap akan lahir dari rahim bangsa ini.

Di dunia Internasionalpun kita mengenal pemuda-pemuda pemberani seperti Nelson Mandela, Badiuzaman Said Nursi, Mahathir Gandhi, Hasan Al Bana, Aung Sang Suki dan seterusnya. Kini, kita mengenang mereka sebagai tokoh, orang-orang yang bermanfaat, Penebar Inspirasi, Berani. Mereka tetap akan ada, baik dibangsa kita maupun didunia Internasional. Pertanyaannya maukah kita menjadi bagian dari mereka?

Namun sebelum itu, bila kita cermati hari ini. Perjuangan dan tantangan Pemuda atau mahasiswa mengalami pergeseran. Bukan lagi melawan penjajahan, mendirikan negara, membentuk kedaulatan tetapi lihatlah pemuda seperti apa yang dibutuhkan saat ini yaitu mereka yang ahlli dibidangnya masing-masing.

Ketiklah di Ceyboard. Searching sepuluh pemuda atau mahasiswa yang berpengaruh didunia saat ini maka akan keluar nama-nama seperti Marck Zuckerberg, pencipta Facebook. Bill Gates, penemu Microsoft. Lerry Page, pembuat Google. Nelson Tansu, pakar teknologi Nano dan seterusnya akan keluar nama-nama mereka yang ahli dibidangnya masing-masing. baik dibidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Sastra, Hukum, Seniman, Politik maupun Entrepreneur yang mampu menopang kemajuan bangsa dan negaranya.

Dibalik pergeseran itu ada persamaan yang tidak akan terpisahkan yaitu semangat, jatuh dan mau bangkit kembali. Berjiwa besar, Berfikir Besar, Berani, Keluar dari Comport Zone dan sebelum kita melanjutkan ke Mahasiswa dan Politik, ada baiknya kita Jeddah sebentar.

(BERSAMBUNG)

MAHASISWA DAN POLITIK (1)


Boleh saja mengatakan saya tidak peduli dengan politik, saya benci dan saya tidak suka dengan politik. dalam politik selalu ada trik dan intrik. Politik selalu melahirkan konflik, perpecahan dan permusuhan. Politik tidak memberikan harapan melainkan dusta dan janji-janji. Bahkan seorang politisi berani mengatakan akan membangun sebuah jembatan di sebuah perkampungan meskipun dikampung tersebut tidak ada sungai. lalu berkilah, sungai-sungainya akan saya bangun sekalian. Seperti itulah kira-kira jika seorang politisi sedang berkampanye.

Tidak peduli, tidak suka dan benci dengan politik silakan saja. tapi jika harga-harga barang naik, sayur dan harga lauk pauk naik jangan sumpah serapah. Mengatakan ini, itu. tidak beres, tidak becus dan sebagainya. jangan, jangan sekali-kali berkata seperti itu.
 
Lowongan pekerjaan sulit, jalanan macet, banjir dimana-mana jangan bersumpah serapah. Berhentilah mengatakan saya tidak peduli dengan politik, tidak suka dan benci. Politik itu berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Hidupku dan juga hidup mu. Berhentilah Apatis, bukan karna dinegeri ini banyak orang-orang jahat melainkan orang-orang baik lebih memilih diam dan mendiamkan.

Kata David Easton, Politik itu sarana dan area untuk mengalokasikan nilai. Kata Mohammad Natsir, politik itu adalah alat untuk mencapai tujuan (Keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan). Politik memang ditasirkan beragam tetapi orientasi politik tetaplah pada perubahan meskipun dalam perjalanannya penuh intrik kata Anis Mata.

Sering kali kita mendengarkan pernyataan tentang politik yang berkonotasi negatif. Dipasar, kedai kopi, pendopo-pendopo dan sebagainya. tidak masalah karna memang elit politik kita mencerminkan seperti itu. suka berjanji, menebarkan kebencian diantara kompetitor, saling mencaci, mementingkan kepentingan pribadi, kelompok dari pada kepentingan umum. seperti itulah keadaan elit politik saat ini. memanfaatkan politik untuk memenuhi hawa nafsu. sangat berbeda dengan hakikat politik itu sendiri.

Namun apa jadinya jika konotasi politik itu terdengar dikalangan mahasiswa dan merekapun mengatakan tidak peduli, tidak suka dan benci tetapi mereka bersumpah serampah layaknya masyarakat biasa. Semuanya naik. Harga kertas, fhoto copy, pulpen, spp, kos-kosan, ampera. Semuanya naik, tidak ada yang tetap apalagi turun. Memanglah pemimpin negeri ini tidak becus mengelola negeri ini.

(BERSAMBUNG)

Antara tembok Berlin Peru, Abraham Maslow dan Kekinian


Di Peru Daily Mail, Amerika Latin. Ada sebuah tembok sepanjang sepuluh km dengan tinggi lebih dari empat meter serta dilengkapi dengan kawat berduri. Layaknya Tembok Berlin yang memisahkan Jerman Timur dan Jerman Barat. Tembok Berlin Peru juga memisakan sebuah wilayah. Bedanya, Tembok Berlin Jerman dibangun sebagai Anti-Fasis seperti klaim Jerman Timur. Sedangkan Tembok Berlin Peru dibangun sebagai pemisah kaum miskin di kawasan Vista Hermosa dengan kawasan Las Casuarinas yang didiami orang kaya.

Gedung, rumah dan fasilitas di kawasan Las Casuarinas serba mewah dan bernilai Jutaan dollar. Kawasan ini ditempati oleh konglomerat, birokrat dan sebagainya yang memiliki pendapatan diatas rata-rata. sedangkan dikawasan sebelahnya, Vista Hermosa. ditempati oleh kaum buruh dan petani. tempatnya kumuh dan gersang. Sangat berbeda dengan wilayah yang berada di sebelahnya. padahal mereka berada dalam satu kota dan satu wilayah negara yaitu peru. seperti itulah lanskap kehidupan disalahsatu negara Amerika Latin tersebut.

Bergeser sedikit. Abraham Maslow, pelopor psikologi Humanistik dari Amerika Serikat pernah mengemukan sebuah teori yang kini dikenal sebagai teori Hierarki Maslow. Teori yang juga penulis pelajari dijurusan Manajemen, Konsentrasi Sumber daya manusia ini. memiliki lima tahapan kebutuhan manusia yang terdiri-dari physiological, Sefety, Social, Esteem dan Self Actualisation sebagai tahapan kebutuhan manusia yang tertinggi.

Physiological sebagai kebutuhan pertama manusia adalah sebuah kebutuhan fisik seperti kebutuhan makan, sex dan seterusnya. Namun seiring kebutuhan dan perkembangan zaman. Tangga Hierarki Maslow mulai tidak relevan. Karna ada beberapa posisi sudah mulai tertukar seperti kebutuhan sosial yang sebelumnya menempati posisi ketiga berpindah keposisi pertama, menggantikan posisi Physiological.

Itu semua dapat ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti Gandget. Bisa dikatakan saat ini semua orang sudah memiliki Gadget atau Android dengan berbagai fitur aplikasi media sosial. sebut saja BBM, Line, instagram, BeeTalk, Facebook, Twiter dan sebagainya yang dengan itu semua mereka dapat mencurahkan apa yang diinginkan, diperbuat dan sedang dilakukan.

Sebagai contoh seseorang ingin makan. mereka mengambil momentnya dulu, memotrek makanan yang ada dihadapanya untuk kemudian meng-uploand kemedia sosial pribadi yang dinikmati publik. Mereka tidak lagi memenuhi kebutuhan Physiologicalnya untuk makan terlebih dahulu tetapi mereka ingin mengabadikan apa yang sedang dan akan yang dilakukannya. Itulah yang disebut dengan kebutuhan sosial. kebutuhan yang menuntut seseorang untuk menunjukan bahwa diri nya ada. layak diperhatikan, ingin disayang, ingin mendapatkan tanggapan dan sebagainya.

Namun apabila itu semua berlanjut pada suatu sikap meyakini segala sesuatu yang eksis dimedia sosial mesti di tiru dan dilakukan. maka itulah yang disebut dengan kekinian. Kekinian itu melebihi kebutuhan sosial yang sewajarnya. Itulah sebabnya ada yang mengatakan bahwa seseorang yang kekinian itu terindikasi ganguan psikologis.

Kalau itu semua ada pada diri kita, bangunlah tembok seperti yang ada di peru yang memisahkan antara yang kaya dan yang miskin. Tapi tembok yang dibangun pada diri kita bukanlah untuk memishakan status sosial seseorang karna selain dikenal sebagai tembok berlin peru, tembok tersebut juga dikenal sebagai, wall of shame, Dinding rasa malu.

Bangunlah dinding rasa malu itu agar kita melakukan suatu kebutuhan sosial dengan sewajarnya. Tidak berlebihan, apalagi sok narsis terus menerus.

2016/03/09

Rizal Ramli VS Sudirman said benarkah bergaduh ?






1. Kegaduhan kembali mencuat dari kabinet setelah pendapat mentri Koordinator kemaritiman dan seumber daya, Rizal Ramli (RR) membantah pendapat Mentri ESDM, Sudirman Said (SS) terkait pembangunan Kilang di Blok Masela

2. (RR) berpendapat bahwa lebih efektif kalau Kilang Gas dibangun didarat atau Onshore LNG karna potensi Multiplier Effeck sangat besar. Sedangkan (SS) lebih menginginkan Ofshore LNG, kilang dibangun ditengah laut karna lebih Efisien.

3. keterangan : Ofshore mengucurkan biaya 207 trilyun dan Onshore 270 trilyun rupiah tapi berpotensi besar terhadap pembangunan daerah disekitar blok masela.

4. kegaduhan tersebut terus berlanjut pada perang media sosial. mereka saling menyalahkan dan menyindir sehingga kegaduhan semakin massif. Benarkah ini kegaduhan atau hanya sandiwara?

5. perlu kita ketahui bahwa eksploirasi Blok Masela mampu menghasilkan 7,5 Milyar ton pertahun. Itu berarti Blok masela menjadi Blok Gas terbesar didunia.

6. tentu banyak kepentingan. Pertanyaannya benarkah kegaduhan antara (RR) dan (SS) murni seperti ditontokankan kepada masyarkat. Mari kita teruskan.

7. Blok sebesar itu tidak mungkin presiden tidak tau dengan kata lain luput dari pandangan beliau. Baik (RR) / (SS) pasti memahami itu.

8. Blok sebesar itu sudah ada yang mengelola yaitu Inpex, perusahaan jepang. Mereka mengajukan pembuatan kilang baru tapi pemerintahlah yang menentukan apakah Onshore/Ofshore

9. sampai saat ini, blok sebesar itu belum diarahkan jokowi pada mentri yang bertanggungjawab sehingga mucul isu bahwa presiden belum menentukan kementrian apa yang mengelolanya. Bukankah ini lucu dan Bukankah setiap kementrian sudah ditetapan tupoksinya masing-masing.

10. masalah inilah (penentuan Onshore/Ofshore & kementrian apa yang bertanggungjawab) menjadi titik pangkal kegaduhan sehingga publik ditontonkan ketidakharmonisan kabinet karna masalah tersebut. dan bukankah kalau mencari mana yang lebih menguntungkan (Onshore/Ofshor) sudah ada staf ahli mentri dan staf ahli presiden yang pandai menghitung-hitung dan bukankah masalah seperti itu cukup diselesaikan dirapat kabinet. Kemudian, kenapa muncul isu lucu bahwa presiden belum menentukan kementrian bertanggungjawab.

11. Akibat kegaduhan tersebut publik mengetahui tentang blok masela dan akibat isu lucu tersebut perusahaan pengelola blok masela semakin menggigil karna kecaman untuk sebuah kepentingan akan lebih meningkat. Lengkaplah sudah derita Inpex sehingga mereka mecuatkan isu bahwa sebagai investor mereka akan hengkang kaki jika pemerintah lambat dalam menanganinya padahal sebenarnya mereka tidak berani melakukan itu sama sekali.

12. sama seperti kasus Freeport yang mencuat hebat kepublik tapi Indonesia tidak mendapatkan saham yang lebih baik.

13. bukankah semakin mencuat suatu kasus terkait potensi kekayaan alam kepublik, pemerintah semakin bertekad memiliki saham yang lebih besar. ternyata tidak, preseptif kita salah.

14. Rizal Ramli VS Sudirman said benarkah bergaduh atau hanya sekedar sandiwarasisasi.